Aku teRseRet waKtu hiNgga teRdampar di paNtai ini . . .
Ingin kuLukis bayaNganmu . . .
Tapi yaNg tampak hanya Laut Luas yang meMbiaskan waJah seNja.
Ingin kuBisikkan namamu . . .
Tapi yang teRdengar haNya geMuruh ombak dan iSakan taNgisku yang teRsendat.
Kutengadah ke Langit . . .
MeRasakan peRih beRsama geRimis yang perLahan membaSahi teLapak taNganku.
Aku LeLah . . .
Aku teRsuNgkur . . .
TeLah kutempuh seRibu perJaLanan . . .
Tapi tak sekaLipun kudapati diRimu sepeRti iNginku.
Kau ciptakan seNdiRi kiSahmu diatas ciNtaku.
Dan semua tak biSa kumakNai deNgan pemikiRanku.
Ini tentaNg raSa . . .
Bukan peNjeLasan yaNg dapat kau hiTung dan kau kiRa.
EntahLah . . .
Rasa iNginku muNgkin dapat kau peRkirakan taNpa haRus kau pahami.
Rasa ciNtaku muNgkin dapat kau teRima taNpa haRus kau meNgerti.
Dan sekaLi Lagi aku haNya biSa meRintih dan meNgadu . . .
Pada Laut yang mau meNdengarku . . .
Pada pasir panTai yaNg tak boSan meNciumku . . .
Dan pada aNgin yang setia membeLaiku.
Yang seMua itu tak meMbuatmu cembuRu.
WaLau iTu iNginku . . .
Jumat, 09 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar