Jumat, 09 Juli 2010

BENCI BERSABDA

TeriNgat seSaat waKtu yaNg teLah Lewat.
Masa yaNg sehaRusnya aKu beNci dan aKu LupaKan.
Masa yaNg teLah meMbutakan mataku daRi seMua keiNdahan.
Saat diMana puJian meNjadi sebuah caCian.
Masa yang meNgukir keNangan yaNg meNgantarkanku pada dEndam yaNg berkepaNjangan.

Benci beRsabda . . .
Memekik keRas diteLingaku . . .
Meng9iLa diotakku . . .

MenghaSut nuRaniku . . .
MenyuRutkan Langkahku . . .
Menampar saDarku . . .
MengotoRi akaL sehatku.

Kebencianku padamu maMpu meNgendap oLeh kepeRgianmu.
Kebencianku pada meReka yang hadir meNawarkan ciNta biSa kutepis dEngan angkuhku.
Tapi kebencian pada diRiku seNdiri seoLah teLah meNjadi kuTukan waktu.

Berhari hari kuSumpahi kebahagiaan agar meNjauhiku.
Kuhancurkan ragaku agar kepeDihanku meNjadi abadi.
Kusiksa batinku uNtuk teRus menghaRapkanmu ,, hiNg9a aku teRaniaya diantaRa hidup dan mati.

Entah sampai kapan . . .
Benci ini teRus meRajaiku . . .
MeNguaSaiku . . .
Aku LeLah dicaCi maki.
Aku boSan dikaSihani.
Tangis hanyaLah senyum siNis.
KeLuh hanyaLah tatapan aNgkuh.
Aku menyeRah . . .
AmbiLLah . . .
Kebisuanku tak beRmakna.
LuLuhkan aku . . .
Ajari Lagi aku meNcintai.
Tunjukkan aku uNtuk meNgasihi.
Agar sabda beNci ini segeRa peRgi.

0 komentar:

Posting Komentar